Pernah mengalami hal ini:
Saat membuat karya, tiba-tiba hilang mood karena melihat karya doodler lain yang menurut kita lebih rapi?
Saat membuat karya, tiba-tiba hilang mood karena melihat karya doodler lain yang menurut kita lebih rapi?
Lebih berkarakter?
Lebih "laku"?
Saya pernah, dulu waktu coba-coba ikut challenge dari suatu komunitas. Rasanya nggak mungkin menang melihat karya lain yang juga ikut kompetisi yang sama.
It's OK. Wajar, kok!
Artinya kita sedang belajar mengukur posisi kita dibandingkan orang lain. Tapi jangan berlarut-larut karena kita tidak akan kemana-mana jika berhenti karena minder.
***
Lalu apa yang perlu kita lakukan?
Setiap doodler memiliki titik start masing-masing. Ada yang memulai membuat doodle di usia belasan, dua puluhan, atau lebih dari itu. Jadi wajar kan jika yang memulai duluan memiliki karya yang lebih berkarakter
Titik finish yang mereka tentukan pun berbeda-beda. Ada yang membuat doodle hanya sampai selesai masa single, kalau sudah menikah saya tidak sempat lagi doodling. Atau membuat target setelah bisa membuat karya doodle seperti ini, saya akan belajar hal lain.
Tapi ingat, ada yang mampu mencapai titik finish. Tidak jarang yang memilih menempuh jalan lain. Atau justru tidak sadar sedang berada di posisi mana.
***
Sekali waktu kita boleh menengok karya orang lain. Ikut belajar caranya mencapai hasil yang menurut kita bagus. Tetapi ada kalanya kita perlu membuat ukuran sendiri, membandingkan diri kita kemarin Vs hari ini.
Bagaimana posisi kita saat ini?
Sedang mulai?
Sudah tahu mau mencapai apa?
Berapa jam terbang yang sudah kita miliki?
Apa yang akan kita buat besok?
Sedang mulai?
Sudah tahu mau mencapai apa?
Berapa jam terbang yang sudah kita miliki?
Apa yang akan kita buat besok?
Dijamin kita akan sibuk untuk menambah jam terbang tanpa minder lagi dengan karya orang lain.
Dan satu lagi, setiap karya itu unik. Bagus dan tidak cenderung soal selera.
*Dimase-Art*
Komentar
Posting Komentar